Jalan Kabupaten di Kampung Sridadi Hanya Bertahan Seumur Nyamuk, Warga Kecewa

Lampung Tengah – Kampung Sridadi, yang terletak di Kabupaten Lampung Tengah wargabya dilanda kekecewaan mendalam setelah jalan kabupaten yang baru dibangun pada akhir tahun 2024 dan awal tahun 2025 mengalami kerusakan parah hanya beberapa bulan setelah selesai dibangun. Jalan yang semula diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas dan perekonomian warga kini justru menjadi simbol kegagalan pembangunan yang mengecewakan masyarakat setempat.

Proyek Pembangunan yang Diharapkan

Sejak awal, pembangunan jalan kabupaten di Kampung Sridadi disambut dengan antusiasme tinggi oleh warga setempat. Selama bertahun-tahun, anggaran pembangunan hampir 2 milyar rupiah oleh CV. DUTA, warga harus menghadapi jalan yang rusak parah dan sulit dilalui, terutama saat musim hujan. Keadaan ini membuat aktivitas sehari-hari warga, termasuk anak-anak yang pergi ke sekolah, serta petani yang mengangkut hasil bumi, menjadi terhambat.

Pada akhir tahun 2024, Pemerintah Kabupaten mengumumkan bahwa jalan kabupaten Sridadi akan diperbaiki dengan alokasi anggaran yang cukup besar.Rp 1,9 milyar Proyek tersebut dijanjikan akan selesai pada akhir tahun 2024 dan diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan transportasi yang selama ini menjadi keluhan utama warga.

Namun, harapan tersebut seolah berubah menjadi kekecewaan ketika jalan yang baru saja selesai dibangun tersebut mengalami kerusakan parah dalam waktu yang sangat singkat dan pihak rekanan CV DUTA sampai berita di turunkan belum ada serah terima bangunan dengan kampung Sridadi

Kerusakan yang Mengkhawatirkan

Pada bulan Februari 2025, hanya beberapa Minggu setelah jalan tersebut selesai dibangun, kerusakan mulai terlihat. Lubang-lubang besar mulai bermunculan di berbagai titik, bahkan beberapa bagian jalan tergerus oleh air hujan yang mengalir deras. Beberapa warga mengungkapkan bahwa mereka tidak menyangka bahwa jalan yang baru dibangun akan mengalami kerusakan begitu cepat.

Seorang warga Sridadi, Waris yang kesehariannya bekerja sebagai petani, mengungkapkan kekecewaannya. “Kami sangat berharap jalan ini bisa membantu mempermudah kami beraktivitas, tapi sekarang malah jadi masalah baru. Jalan yang baru selesai dibangun justru semakin parah,” ujarnya dengan penuh rasa kecewa.

Sementara itu, Ibu Nur, seorang ibu rumah tangga yang anaknya sekolah di luar kampung, juga merasa khawatir dengan kerusakan jalan tersebut. “Anak-anak saya harus melewati jalan ini setiap hari. Kalau jalan rusak begini, bahaya sekali. Saya takut mereka bisa jatuh atau kecelakaan,” tuturnya.

Masa si mas baru beberapa Minggu di bangun sudah rusak, ini pake hotmix atau lumpur si mas ?.”keluhnya

Sejumlah warga berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan tegas dengan memperbaiki jalan yang sudah rusak parah ini, dan memastikan agar kualitas pengerjaan di masa depan lebih diperhatikan. Mereka juga meminta agar transparansi anggaran dan proses pengerjaan proyek dapat diawasi dengan ketat, agar tidak ada lagi pemborosan dan proyek yang tidak memenuhi standar.

“Jangan sampai kami terus dipermainkan dengan janji-janji pembangunan. Kami hanya ingin jalan yang aman dan layak untuk kami dan anak-anak kami,” ungkap Bapak Joko dengan penuh harap.

Kesimpulan

Pembangunan jalan kabupaten di Kampung Sridadi yang diharapkan bisa menjadi solusi atas permasalahan transportasi dan perekonomian warga, kini justru berubah menjadi simbol kekecewaan. Kerusakan yang terjadi dalam waktu singkat menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai kualitas pengerjaan proyek tersebut. Warga berharap pemerintah segera melakukan perbaikan dan memastikan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Pewarta : Rls/Rival Fernanda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *